Sabtu, 25 Oktober 2014

PROGRAM PENDIDIKAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DASAR

Keaksaraan Fungsional adalah sebuah usaha pendidikan luar sekolah dalam membelajarkan warga masyarakat penyandang buta aksara agar mampu menulis, membaca dan berhitung untuk tujuan yang pada kehidupan sehari-hari dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya, untuk peningkatan mutu dan taraf hidupnya.
Prioritas usia penyandang buta aksara berusia 15-50 tahun pada pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional. Buta aksara adalah orang yang tidak memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pemberantasan buta aksara memiliki tahapan, yaitu, tahap keaksaraan dasar dan tahap keaksaraan mandiri. Tahap keaksaraan dasar adalah warga belajar yang belum memiliki pengetahuan dasar tentang calistung (baca tulis hitung) tetapi telah memiliki pengalaman yang dapat dijadikan kegiatan pembelajaran. Terakhir, tahap keaksaraan mandiri adalah warga belajar telah memiliki pengetahuan dan pengalaman. Pada hasil belajarnya, warga belajar diharapkan dapat menganalisa dan memecahkan masalah dalam rangka untuk meningkatkan mutu taraf hidupnya.

Fungsi dan Tujuan
Keaksaraan Fungsional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dasar manusia yang meliputi kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang bersifat fungsional dalam meningkatkan mutu dan taraf kehidupan dan masyarakatnya. “Tujuan utama program keaksaraan fungsional adalah membelajarkan warga belajar agar dapat memanfaatkan kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung (calistung) dan kemampuan fungsionalnya dalam kehidupan sehari-hari.


Proses Pembelajaran
  1. Waktu Pelaksanaan proses pembelajaran dilaksanakan mulai tanggal 6 Oktober 2014 sampai dengan 12 Nopember 2014 selama 38 kali pertemuan.
  2. Tempat pelaksanaan Program ini terpusat di Desa Kekait, sedangkan pelaksanaan pembelajaran di rumah warga belajar, tutor, Sekretariat PKBM dan Mushalla sesuai dengan kesepakatan masing-masing kelompok belajar.
  3. Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran ini adalah 114 jam tatap muka (@ 60 menit) dengan 38 kali pertemuan minimal 5 kali dalam seminggu dengan minimal 3 jam efektif sekali pertemuan.
  4. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum yang dibuat oleh lembaga sendiri akan tetapi mengacu pada kurikulum yamg telah ditetapkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
  5. Bahan Ajar untuk memudahkan pemahaman peserta didik maka yamg akan menjadi bahan ajar dalam pembelajaran Keaksaraan Fungsional Dasar tahun 2014 ini adalah bahan-bahan yang sering dilihat atau yang berada disekitar kehidupan sehari-hari peserta didik.
  6. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode pedagogic yaitu metode pembelajaran orang dewasa agar peserta didik lebih cepat menyerap materi pembelajaran, dalam pembelajaran keterampilan akan diterapkan metode learning by doing yaitu teori yang diikuti dengan praktek agar peserta didik lebih mudah memahami atau menerima materi pelatihan yang diberikan.

Sabtu, 01 Maret 2014

TATA TERTIB

TATA TERTIB
PKBM MAR’IYATUL BAYAN

Ø TATA TERTIB PESERTA DIDIK

  1. Berpakaian sopan, bersih dan rapi;
  2. Bertutur kata sopan dan santun;
  3. Tidak membuat keributan selama pelajaran/praktek (Tidak boleh saling mencela atau menghina, baik antara peserta dengan instruktur, maupun sesama peserta);
  4. Dilarang meninggalkan tempat KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) sebelum pelajaran/praktek selesai;
  5. Selama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung diwajibkan memelihara suasana yang nyaman dan tenang;
  6. Menjaga peralatan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar);
  7. Menjaga barang-barang milik pribadi, bila terjadi kehilangan atas barang-barang tersebut maka PKBM MAR'IYATUL BAYAN tidak bertanggung jawab atas kehilangan/kerusakan barang tersebut;
  8. Apabila berhalangan hadir, harus minta izin/memberitahukan baik lisan maupun tulisan kepada instruktur.

Ø TATA TERTIB TUTOR/GURU

  1. Datang paling lambat 20 (du puluh) menit sebelum KBM dilulai;
  2. Berpakaian sopan, bersih dan rapi;
  3. Tidak diperkrnankan meninggalkan tempat KBM sebelum kegiatan belajar mengajar selesai;
  4. Bersikap sopan dan sabar kepada warga belajar;
  5. Bila berhalangan hadir, harus memberitahukan/minta izin kepada pengelola;
  6. Apabila tidak hadir lebih dari 2 (dua) hari karena sakit, harus ada surat keterangan dokter;
  7. Membersihkan dan merawat peralatan KBM setiap selesai kegiatan.

Jumat, 10 Januari 2014

Maulid Kekait Daye

Peringatan Maulid Nabi Muhammad S.A.W di Kekait Daye bertemakan “DENGAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1435 H KITA TINGKATKAN AKHLAQUL KARIMAH DAN UKHUAH ISLAMIAH” Tujuan diperingatinya Maulid Nabi SAW ini adalah untuk membangkitkan kecintaan kita kepada beliau (nabi Muhammad Saw).
Untuk mengisi peringatan Maulid Nabi Muhammad pada tahun ini “Remaja Masjid Syi’arul Islam” mengadakan beberapa macam lomba dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan.
Adapun mata lomba yang diadakan :

1.    Cerdas cermat tingkat SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA
2.    Tartil Al-Qur’an tingkat SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA
3.    Hapalan Ayat pendek tingkat PAUD dan SD
4.    Do’a sehari – hari tingkat PAUD dan SD
5.    Baca Iqro’ tingkat PAUD dan SD
6.    Pidato tingkat SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA
7.    Adzan tingkat SD/MI, SMP/MTs,SMA/MA.
Dalam acara pembukaan yang dilaksanakan pada malam jum’at 9 januari 2014 baqda isya di Masjid Syi’arul Islam IRZAMUDIN (Ketua penyelenggara) setelah menyampaikan laporannya mengharapkan agar dalam acara ini kita semua bisa menggali pengetahuan.
Sedangkan SAHNAN, M.Pd.I (Tomas) dalam sambutannya sangat mengafresiasi kegiatan remaja masjid syi’arul islam dalam mengadakan beberapa mata lomba pada peringatan maulid kali ini.

Jumat, 08 November 2013

PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER

Pendidikan Keluarga Berwawasan Gender (PKBG) merupakan kemampuan memberdayakan keluarga melalui upaya penyadaran dalam memahami hak, kewajiban, peran laki-laki dan perempuan yang diintegrasikan melalui pendidikan kecakapan hidup, sehingga terwujud keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga.

Tujuan Kegiatan
Penyelenggaraan kegiatan PKBG ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan / pemahaman / wawasan, kesadaran, kecakapan hidup, dan komitmen keluarga (khususnya para orang tua) dalam berbagai hal, antara lain meliputi:
  1. perilaku adil dan setara gender dalam pengasuhan anak; 
  2. saling menghormati perbedaan dalam keberagaman, dan menyelesaikan berbagai persoalan rumah tangga melalui dialog;
  3. hak-hak dasar anak (perempuan dan laki-laki) khususnya dalam bidang pendidikan;
  4. pendidikan karakter, melindungi kesehatan ibu dan anak, mencegah kematian ibu melahirkan dan bayi, mencegah penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan memberikan perlindungan terhadap anak (marjinal, terlantar, dan bermasalah dengan hukum); 
  5. mencari alternatif pemecahan masalah pelanggaran HAM;
  6. penguatan kesejahteraan keluarga melalui pengelolaan ekonomi keluarga.
Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan melalui penyelenggaraan kegiatan PKBG ini adalah eningkatnya pengetahuan/pemahaman/wawasan, kesadaran, kecakapan hidup, dan komitmen keluarga (khususnya para orang tua) dalam berbagai hal, antara lain ditunjukkan dengan:

  1.  terwujudnya perilaku adil dan setara gender dalam pengasuhan anak;
  2. meningkatnya kesadaran saling menghormati perbedaan dalam keberagaman, dan diperolehnya solusi dalam menangani berbagai persoalan rumah tangga atau pelanggaran HAM melalui dialog;
  3. diperolehnya hak-hak dasar anak (perempuan dan laki-laki) khususnya adanya peningkatan partisipasi anak laki-laki dan perempuan dalam kegiatan pendidikan, baik formal maupun nonformal;
  4. meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan di bidang pendidikan karakter, perlindungan terhadap kesehatan ibu dan anak, pencegahan kematian ibu melahirkan dan bayi, pencegahan penelantaran dan kekerasan terhadap anak, dan perlindungan terhadap anak (marjinal, terlantar, dan bermasalah dengan hukum);
  5. meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan keluarga melalui pengelolaan ekonomi keluarga, dan adanya tabungan pendidikan keluarga untuk mendukung keberlanjutan pendidikan anak.


Senin, 24 Juni 2013

GULA MERAH

Bahan dasar untuk pengolahan gula merah aren adalah nira yang masih segar. Mutu gula merah yang dihasilkan ditentukan oleh bahan baku yaitu nira, nira dituangkan kedalam wajan sambil disaring dan dipanaskan di atas tungku. Dalam proses pemanasan nira akan berbuih putih dan meluap, untuk mencegah agar buih tidak tumpah dilakukan pengadukan. Pemanasan dihentikan pada saat larutan nira menjadi kental dan berwarna coklat kemerahan. Untuk mengetahui waktu penghentian pemanasan, larutan nira panas diteteskan ke dalam air. Apabila tetesan larutan ini mengental maka pemanasan dihentikan. Wajan diangkat dari tungku, larutan diaduk kemudian dimasukkan ke dalam cetakan, setelah kering, gula dikeluarkan dari cetakan dan dikemas menggunakan daun pisang kering atau plastik.